KEJARKASUS.COM Malang Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hasto Prastowo, mengungkapkan adanya peningkatan serangan siber yang semakin intens menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
Hasto mengatakan, potensi serangan siber tersebut diprediksi akan meningkat, seiring dengan semakin banyaknya aspek kehidupan dan aktivitas yang bergantung pada internet. Dengan kata lain, semakin banyak data, layanan, infrastruktur, dan proses yang terhubung ke internet, semakin besar peluang bagi penyerang siber untuk mengeksploitasi kerentanannya.
“Kemungkinan akan semakin meningkat. Karena memang semuanya pasti akan berjalan melalui saluran internet. Nah itu pasti akan menyebabkan traffic yang meningkat. Itu suatu yang otomatis harus dikendalikan agar jangan sampai terjadi suatu insiden yang berdampak baik secara sosial maupun teknis,” ujar Hasto Prastowo, ditemui usai menghadiri launching Malang Kota-CSIRT, Rabu (8/11/2023).
Menurut Hasto, serangan siber yang terjadi, kebanyakan mencakup berbagai jenis ancaman seperti peretasan data, pencurian informasi, penyebaran malware, phishinh, dan lain sebagainya. Dengan pertumbuhan penggunaan internet, Hasto menegaskan bahwa penyerang siber memiliki lebih banyak target potensial untuk disasar dan lebih banyak cara untuk melancarkan serangan mereka.
“Kami belum memonitor lagi terkait perkembangan (peningkatan serangan siber) terbarunya. Tapi yang pasti meningkat terus. Yang diserang banyak ke arah upaya untuk mencari data. Mereka berusaha untuk memasukkan malware. Lebih ke arah ekonomi, lah biasanya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi, menyatakan keprihatinannya terkait dengan risiko serangan siber menjelang Pemilu 2024. “Jadi, di satu sisi kalau kita menggunakan teknologi, kita mendapatkan keuntungan. Tapi di satu sisi lain, ada risiko yang harus kita waspadai. Salah satunya ya terkait dengan keamanan siber ini,” kata Sherlita, ditemui dalam kesempatan yang sama.
Mengamini pernyataan Hasto, Sherlita juga menyoroti bahwa semakin canggihnya teknologi, semakin banyak gangguan siber yang akan muncul.
“Kami juga mencatat bahwa semakin hari, gangguannya semakin banyak. Itu karenanya kita tidak akan bisa sendirian, maka harus adanya kolaborasi antara pemerintah pusat melalui BSSN, kemudian dengan pemprov, dan juga pemerintah kota/kabupaten di Indonesia, khususnya di Jawa Timur,” tandasnya.[redho]
Posting Komentar