Sekilas mengenang pangulu damak Tambah Tuah Saragih

KEJARKASUS.COM Simalungun Tambah Tuah Saragih, atau lebih akrab dipanggil Oppung memang tergolong tokoh sakti  Simalungun yang tersohor. Namanya justru berkibar di luar tempat kelahirannya hingga mendunia.

Di Sumatera Utara, pernah muncul guyon: ada dua Pangdam yang masing–masing  mempunyai markas berbeda. Yang satu di Kodam Bukit Barisan Medan, yang satunya di Dusun Damak, Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Tapi harap dicermati. Pangdam yang bertempat tinggal  di Dusun Damak ini hanyalah sebutan populer bagi orang sipil yang bernama Tambah Tuah Saragih (74). Pangulu  artinya kepala desa, sedang Damak adalah nama dari sebuah dusun yang menjadi bagian dari Desa Sondi Raya, tempat kelahiran dan kediamannya. Pada masa itu Tambah Tuah Saragih memang kepala desa Sondi Raya periode 1946 – 1976. Sebagai mantan pangulu, kepopulerannya kerap dihubungkan dengan cerita-cerita mistik atau supranatural berbau gaib yang selalu jadi bahan pembicaraan hangat ditengah masyarakat. 

 Coba anda bayangkan. misalnya  ia pernah digunjingkan mampu menggetarkan markas polisi Si­malungun karena marah melihat perilaku polisi yang asal main tangkap warganya. Yang lebih dahsyat lagi  ketika beredar cerita bahwa ia mampu menarik mobil yang jatuh ke jurang hanya dengan menggunakan seutas tali benang" kenang saragih menceritakan  ketika awak media sambangi dusun damak  .jumat (29/03/2024).

 Percaya atau tidak, Kepada Oppung, begitu panggilan akrabnya, menuturkan pengalamannya membantu menarik traktor seberat 12 ton yang terjerembab di lumpur. Alat derek sudah dicoba berkali-kali menarik tapi  toh gagal.Pada masa itu  Bupati Simalungun adalah  Rajamin Purba, akhirnya datang meminta bantuan kepadanya.  Ketika itu, akan ada rombongan menteri yang hendak melewati jalan tersebut. Jadi soal mesin traktor yang terjerembab, jelas bukan pemandangan yang pantas disuguhkan untuk  kedatangan tamu yang terhormat. Si Oppung, waktu itu hanya men­jawab: “Besok pukul sebelas sudah bisa dipindah traktor itu” kata opung tambah tua.

 Pada malam hari sebelum ke lokasi “Aku berdoa khusuk. Aku bilang, jangan bikin malu aku Tuhan, sebab aku sudah janji sama bupati”.ujar opung ,kenang saragih cucu opung menceritakan ke awak media.

Esok paginya, dihadapan warga  ban­yak orang kampung dan tentara, Oppung pun turun lokasi. Sebelum ‘mendemonstrasikan’ kekuatannya, ia pun berdoa. Dan ajaib, selesai berdoa, ketika kakinya menjejak ke tanah berlumpur, pundaknya ditempelkan di traktor dan tangannya menolak traktor itu, maka perlahan traktor itu mulai bergeser. Sorak-sorai warga  pun bergemuruh dan kagum  dari orang-orang yang menonton. 

Peristiwa itu sempat diabadikan oleh seorang wartawan harian lokal melalui jepretan kameranya . Hanya sayang hasil jepretan itu sama sekali  kosong ketika dicetak" kenang saragih cucu dari opung tamba tua.

Yang pasti, setiap ada pergantian pejabat baru di Simalungun, mulai dari tingkat camat, komandan korem, walikota sampai bupati, si Oppung biasanya jadi sibuk meladeni mereka.   Ternyata sebagai tokoh Simalungun yang langka, si Oppung masih suka dimintai ‘restu’ oleh mereka. Tak heran jika rumahnya di dusun Damak pun berpenampilan seperti rumah pe­jabat ramai dan sesak  dikunjungi orang. Maklum, tamunya juga bukan sembarangan tamu. 

Ia juga kerap  didatangi  orang orang menderita  sakit. “Semua yang sakit, punya masalah keluarga, masalah kerja juga banyak  yang lainnya.

Walaupun opung telah tiada namun saat ini masih banyak yang menceritakan kepiawaan beliau ,Opung tambah tua saragih (pangulu damak) mempunyai 6 orang anak, 1 laki laki dan 5 perempuan dan semuanya sudah berkeluarga.





Penulis: S.HADI PURBA

Editot:Rendi 

0/Post a Comment/Comments